Emovierulz.com – Dalam era digital ini, industri film terus menghadirkan karya-karya baru yang memukau penonton. Salah satu film yang sedang mencuri perhatian adalah Exhuma. Dengan menggabungkan elemen horor dan misteri, film ini berhasil menciptakan gelombang antusiasme di kalangan pecinta film.
Artikel ini akan membahas fakta-fakta menarik seputar Exhuma yang membuatnya begitu trending saat ini. Dari sinematografi yang memukau hingga akting para pemainnya yang memikat, Exhuma menawarkan pengalaman menonton yang tak terlupakan. Ini adalah lima fakta Exhuma, film yang saat ini sedang trending. Mari kita ulas!
1. Sejarah Kelam Korea dan Jepang
Dalam perkembangan plot kedua Exhuma, penonton diajak merenung pada kisah mistis seputar siluman Jepang yang terlibat dalam sejarah kelam antara Korea dan Jepang. Keberadaan siluman tersebut, yang digambarkan sebagai sosok yang sangat mengerikan dan penuh misteri, menjadi elemen utama dalam penelusuran kisah ini.
Film ini mengambil setting pada abad ke-16, periode kritis di mana para Samurai Jepang terlibat dalam invasi ke dataran Korea. Pada waktu itu, Asia Timur terbagi antara tiga kerajaan yang sangat berpengaruh, yakni Jepang, Korea, dan Tiongkok. Konflik meruncing dalam apa yang dikenal sebagai Perang Imjin (1592-1598), suatu periode ketegangan intens di antara ketiga kerajaan ini.
Perang tersebut mencatat tonggak sejarah penting, menjadi momen krusial dalam kebangkitan Kekaisaran Jepang. Dipimpin oleh Panglima Perang Toyotomi Hideyoshi, keinginan untuk merebut Semenanjung Korea menjadi salah satu dorongan kuat di balik peristiwa-peristiwa dramatis yang membentuk dasar cerita Exhuma.
2. Nama Karakternya Mirip Nama Aktivis
Tidak hanya menggali dalam sejarah kelam dua negara, film Exhuma juga menarik perhatian dengan kemiripan nama tokoh-tokohnya dengan beberapa aktivis kemerdekaan Korea Selatan. Salah satunya adalah ahli feng shui yang diperankan oleh Choi Min-sik, yang dalam film ini diberi nama Kim Sang-deok.
Menariknya, di dunia nyata, terdapat seorang aktivis Korea yang juga menggunakan nama Sang-deok. Ia adalah seorang anggota Dewan Negara Pemerintahan Sementara, menambah dimensi keautentikan sejarah dalam narasi film.
Selanjutnya, karakter Hwa-rim, seorang dukun ulung yang diperankan oleh Kim Go-eun, ternyata memiliki keterkaitan dengan tokoh nyata. Lee Hwa-rim, seorang aktivis perempuan anti-Jepang, terlibat dalam Korps Patriotik Korea pada masa kolonial Jepang dan kemudian bergabung dengan tentara relawan Joseon.
Sementara itu, karakter Lee Do-hyun dalam Exhuma memunculkan asosiasi dengan seorang dokter bernama Yoon Bong-gil dalam ingatan warganet. Yoon Bong-gil dikenal melemparkan bom dahsyat selama upacara kemenangan militer Jepang di taman di Shanghai. Kesamaan nama tokoh dalam film dengan aktivis sejarah memberikan dimensi tambahan pada kedalaman cerita Exhuma, memperkaya pengalaman penonton dengan nuansa sejarah yang menyentuh.
3. Dibagi Dua Cerita
Tayang sejak 22 Februari 2024, film Exhuma, dengan Kim Go-eun dan Lee Do-hyun sebagai bintang utama, menawarkan pengalaman menonton cerita horor yang memikat. Fokusnya terpusat pada dua dukun muda yang berusaha menyelamatkan seorang bayi dari kejadian mistis yang mencekam.
Film ini berhasil memperkaya ceritanya dengan unsur kultural Korea yang kaya dan realistis. Penonton diajak merasakan pesona ritual shamanisme melalui karakter yang diperankan oleh Kim Go-eun. Namun, ketika memeriksa lebih dalam, terungkap bahwa plot Exhuma dibagi menjadi dua bagian yang berbeda.
Bagian pertama menghadirkan adegan penggalian kubur dan ritual shamanisme Korea yang memukau. Sementara itu, bagian kedua membawa penonton masuk ke dalam kisah mengerikan dan trauma yang melibatkan Semenanjung Korea. Dengan demikian, Exhuma bukan sekadar film horor biasa, melainkan perpaduan cerdas antara unsur budaya dan ketegangan, membawa penonton melalui dua lapisan cerita yang mendalam dan menarik.
4. Keunikan Nomor Mobil di Film
Tidak hanya sampai di situ, teori dan fakta di balik film Exhuma semakin menggugah pikiran. Terdapat makna tersembunyi dari serangkaian nomor dalam film ini yang memberikan dimensi mendalam. Dengan nomor-nomor seperti 1945, 0815, dan 0301, ternyata terkandung rujukan terhadap peristiwa gerakan kemerdekaan.
Menariknya, meski begitu banyak teori bermunculan, Jang Jae-hyun, sutradara brilian di balik layar Exhuma, memilih untuk tetap merahasiakan pandangannya. Ia hanya memberikan komentar singkat bahwa Exhuma diciptakan untuk mencabut luka dan trauma yang telah terpendam selama masa penjajahan.
Proses pembuatan film ini melibatkan dedikasi tinggi dari Jang Jae-hyun. Ia mengambil langkah serius dengan banyak belajar dari para ahli mengenai pemindahan makam dan pelaksanaan upacara leluhur. Tak hanya itu, sang sutradara bahkan terlibat langsung dalam proses relokasi makam sebanyak 16 kali.
Inisiatifnya dalam memahami setiap aspek kultural dan historis menjadi bukti betapa seriusnya Jang Jae-hyun dalam menciptakan karya fenomenal yang bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah perjalanan mendalam melintasi sejarah dan budaya yang dihadirkan melalui layar lebar.
5. Pasak Besi Disebut Bikin Lemah Korea
Dalam kisah yang mengguncangkan di film Exhuma, pasak besi menjadi simbol kengerian yang berawal dari kehadiran seorang Jenderal Jepang yang ditempatkan di Korea selama invasi besar-besaran oleh negeri Matahari Terbit. Saat bertugas di sana, Jepang mengalami kekalahan memilukan.
Pertempuran tersebut bukan sekadar perang biasa, melainkan menyatukan kekuatan ilmu hitam dan peralatan tempur. Kekecewaan Kekaisaran Jepang terhadap kekalahan mereka memunculkan amarah, dan dalam suasana itu, seorang biksu yang dikenal dengan nama Gisune diperintahkan untuk menjatuhkan hukuman yang mengerikan kepada sang Jenderal.
Jenderal terkenal itu tidak hanya dihukum mati, melainkan dikubur hidup-hidup dengan besi yang menancap dalam tubuhnya, dan kemudian dikubur secara vertikal sebagai pasak bumi. Tempat peristirahatan terakhir sang Jenderal terletak di daerah perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan, dianggap sebagai daerah terlarang dan terkutuk.
Dalam simbolisme yang mendalam, pasak besi diartikan sebagai alat untuk melemahkan Korea, membuatnya lebih rentan dan mudah ditaklukan selama masa perang dunia. Cerita ini menyoroti konsekuensi tragis dari perang dan dampaknya terhadap spiritualitas serta kehidupan masyarakat.
Dengan banyaknya fakta yang beredar, menonton film ini menjadi suatu keharusan. Pengalaman menonton akan membawa kejutan yang tak terduga melalui adegan yang di luar batas logika konvensional.
Memasuki dunia Exhuma, penonton dihadapkan pada lapisan cerita yang rumit dan misterius, memicu rasa ingin tahu yang mendalam. Setiap adegan dihadirkan dengan kepiawaian sutradara, menciptakan atmosfer yang tegang dan membingungkan.
Dengan kejutan-kejutan tak terduga yang dihadirkan, film ini memberikan pengalaman sinematik yang menggugah dan merangsang pemikiran penonton. Jadi, apabila ingin mendalami makna di balik setiap adegan, nonton Exhuma adalah suatu keputusan yang bijaksana.